Choose You: Chapter 17

Bayinya perempuan.

Shin Hye tersenyum saat ucapan dokter kandungannya kembali teringat. Memasuki usia 8 bulan, baru kali ini ia tahu jenis kelamin bayinya, pada USG sebelumnya tidak terlihat sama sekali. Geun Suk bilang bayi mereka sedang malu. Shin Hye terkekeh, merasa gemas sendiri dengan tingkah bayi mereka. Ia jadi tidak sabar untuk menggendong bayi lucunya ini.

“Hujannya semakin deras. Haruskah aku nyalakan penghangatnya?”.

Shin Hye menatap sekilas pada Geun Suk sebelum beralih menatap ka luar jendela mobil. Air hujan tampak membasahi jendela hingga pemandangan diluar terlihat tidak jelas. “Boleh”.

Tak berselang lama, suasana dimobil terasa lebih hangat dari sebelumnya. “Selanjutnya jangan terlalu lama dibutik. Ini terakhir kalinya kau dibutik sampai malam seperti ini. Aku tidak ingin kau kelelahan sayang, bila perlu jangan ke butik dulu sampai kau melahirkan. Diam saja dirumah, ya?”.

“Nanti saja ya, jika sudah benar-benar dekat dengan hari persalinan”. Dan Shin Hye berusaha memasang wajah imut setelahnya, berusaha untuk merayu Geun Suk.

“Bagimana jika aku menolak?”.

“Aku tahu kau tidak akan bisa melakukan itu”.

Geun Suk terkekeh, sebelah tangannya ia lepaskan dari kemudi dan berpindah tempat ke puncak kepala istrinya, mengusapnya dengan sayang lalu merangkul Shin Hye dan membawa wanita itu untuk lebih dekat padanya. “Untung kita masih sempat bertemu dengan dokter Lim, coba kalau tidak?”.

“Kalau tidak sempat bertemu kan masih ada besok, besok, dan besok lagi”. jawab Shin Hye sambil memejamkan kedua matanya, ia sudah sepenuhnya nyaman dengan posisi menyenderkan kepala di bahu suaminya.

Geun Suk kembali terkekeh. Lama terdiam, pria itu sedikit melirik kearah istrinya. Ia tersenyum saat Shin Hye sudah tertidur pulas sambil bersandar dibahunya. Berhenti sejenak karena lampu merah, Geun Suk membenarkan posisi Shin Hye menjadi bersandar dikursinya, ia tidak mau Shin Hye marasa pegal saat bangun nanti karena posisi tidurnya. Sebelum kembali menjalankan mobilnya, Geun Suk menyempatkan diri untuk mengecup kening Shin Hye dan berbisik betapa ia mencintai istrinya yang cantik ini.

***

Suasana hening dan pencahayaan yang temaran sama sekali tidak membantu Geun Suk, justru keadaan ini semakin membuatnya tegang kala duduk berhadapan dengan Ibu mertuanya.

Mengingat beberapa waktu lalu saat ia baru saja tiba dirumah, Geun Suk melihat Ibu mertunya duduk dikursi yang ada diteras. Ia menyapa Ibu mertuanya itu sambil menggendong Shin Hye yang telah tertidur pulas, lalu meminta izin untuk menidurkan Shin Hye dikamar terlebih dahulu sebelum menemui Ibu mertuanya kembali.

“Apa yang sebenarnya ada di otakmu Geun Suk?”.

Pertanyaan bernada marah itu mengembalikan Geun Suk dari lamunannya tadi. tanpa dijelaskan pun, Geun Suk tahu kemana arah pembicaraan ini. “Aku hanya berusaha untuk berbuat baik”. ucapnya kemudian setelah menimbang apakah harus bertanya darimana Ibu mertuanya tahu mengenai hal yang telah ia lakukan. Dan pada akhirnya ia urung mengeluarkan pertanyaan itu.

“Kau berbuat baik pada orang yang tidak mempunyai hati? Kau bercanda?”.

Geun Suk mengangkat kepalanya yang semula menunduk. “Kenapa Ibu tidak mencoba untuk memaafkan meraka?”.

Jo Mi Sook tidak menjawab. Wanita paruh baya itu terdiam cukup lama lalu helaan napas kasar terdengar dari mulutnya. “Park Hyun Jong datang menemuiku dan mengatakan kau sering memberinya uang. Bahkan sebelumnya Shin Hye lah yang memberinya uang tanpa sepengetahuanku. Sebenarnya apa yang kalian pikirkan?”.

Geun Suk terdiam. Menurutnya, ia melakukan ini hanya untuk menghindarkan Shin Hye dari beban pikiran atas rengekan Ayahnya yang terus-terusan meminta uang. Itu saja.

“Apa Shin Hye tahu?”.

Geun Suk kembali menunduk seraya menghela napas pelan, ia lalu menggeleng. Tidak ada maksud untuk tidak memberitahu Shin Hye. Ia akan memberitahu istrinya itu, tapi tidak sekarang. Geun Suk akan mencari waktu yang tepat, mungkin beberapa bulan setelah Shin Hye melahirkan.

“Kenapa kau tidak memberitahunya?”.

“Karena aku tahu keadaan akan tidak terkendali jika Shin Hye tahu”.

“Lalu kenapa kau masih melakukannya?”.

Geun Suk semakin menunduk. “Aku minta maaf”. Gumamnya tanpa berani menatap sang Ibu mertua.

“Berhenti memberi mereka uang, aku yang akan menggantikannya”.

Geun Suk menegakkan kepalanya dengan cepat. Ia baru saja akan mengatakan penolakannya saat melihat Ibu mertuanya menggeleng dengan tegas.

“Aku tidak menerima penolakan”.

***

“Selamat pagi”. Shin Hye menyapa Geun Suk saat suaminya itu duduk disalah satu kursi. Ia tersenyum geli melihat wajah Geun Suk yang masih mengantuk. Segera ia hidangkan teh hangat diatas meja.

“Hari ini aku libur. Jadi, kau dirumah saja ya? Aku tidak mau sendirian dirumah”. Ujar Geun Suk sambil memeluk pinggang Shin Hye yang berdiri disampingnya.

“Bagaimana yaa…”.

Geun Suk memasang wajah memelas dan Shin Hye terkikik geli untuk itu. “Baiklah-baiklah. Tapi temani aku ke butik ya, ada beberapa kain yang harus aku berikan pada Sora, hanya sebentar kok”.

Oke wifey”.

Shin Hye tersenyum. Mereka berdua lantas memulai sarapan di pagi yang berembun ini.

Geun Suk terlihat menikmati masakan buatan Shin Hye. Tapi tidak dengan Shin Hye sendiri. Pikirannya terus berputar, membawa Shin Hye kembali pada saat tadi malam. Saat ia mendengarkan sesuatu yang seharusnya tidak ia dengarkan.

 

Shin Hye terbangun dari tidurnya tak lama setelah Geun Suk menidurkannya dikamar. Dahinya mengernyit saat tak menemukan sosok Geun Suk disudut kamar manapun. Setelah beberapa saat terdiam, ia akhirnya memilih untuk mencari Geun Suk.

“Apa yang sebenarnya ada di otakmu Geun Suk?”.

Shin Hye sedikit tersentak saat suara yang sedikit keras itu terdengar saat ia baru beberapa langkah keluar dari kamar. Ia mempercepat langkahnya, Shin Hye mengenali suara itu. Suara Ibunya. Kenapa Ibunya terdengar marah? Apa yang terjadi?

“Kenapa Ibu tidak mencoba untuk memaafkan meraka?”.

Suara Geun Suk terdengar jelas saat Shin Hye bersembunyi tak jauh dari tempat Ibu dan suaminya berada. Wanita itu bertanya-tanya siapa yang Geun Suk maksud dengan ‘mereka’.

“Park Hyun Jong datang menemuiku dan mengatakan kau sering memberinya uang. Bahkan sebelumnya Shin Hye lah yang memberinya uang tanpa sepengetahuanku. Sebenarnya apa yang kalian pikirkan?”.

Ditempat persembunyiannya, Shin Hye menutup mulutnya yang menganga. Ia begitu terkejut dengan fakta yang baru saja ia ketahui. Ia juga merasa kecewa karena Geun Suk tidak mengatakan apapun tentang ini.

Dengan langkah yang sangat pelan, Shin Hye kembali ke kamar. Otaknya berpikir keras tentang apa yang akan ia lakukan setelah ini.

 

Hal itulah yang membuat Shin Hye merasa gusar pagi ini. Sempat terbesit pikiran untuk marah, tapi Shin Hye tidak bisa. Ia lebih mementingkan sisi potifnya bahwa Geun Suk akan memberitahunya tentang itu meskipun tidak sekarang.

Ia akan diam dan bersikap biasa saja sambil menunggu Geun Suk berkata jujur. Shin Hye percaya Geun Suk pasti punya alasan baik kenapa ia melakukan itu dan menyembunyikannya dari Shin Hye. wanita itu telah benar-benar percaya pada Geun Suk sejak ia memantapkan hatinya untuk memilih Geun Suk sebagai teman disisa hidupnya.

***

TBC

Leave a comment