“Ra-ramenku”.
Shin Hye masih mematung, dengan mulut yang penuh dengan ramen ia menatap pria dihadapannya tanpa berkedip. Matilah aku, ayo lari Shin Hye!
Mengikuti kata hatinya, Shin Hye langsung melesat lari bersama ramen yang tadi ia makan. Ia tidak peduli saat ia menabrak beberapa pejalan kaki.
“Ramen! Tunggu!”.
Shin Hye menoleh kebelakang, meringis saat pria tadi mengejarnya. “Ahjussi, ayo keluar.. Tolong aku”.
Berlari, berlari, berlari.. Itulah yang Shin Hye pikirkan saat ini. Ia tidak mau mendapat masalah karena memakan ramen sembarangan. Ia bahkan tidak mempedulikan lampu untuk pejalan kaki masih berwarna merah saat di zebra cross. Hingga ada sebuah mobil yang hampir saja menabraknya jika saja tidak ada yang menarik tangan Shin Hye untuk menghindar.
Cup ramen yang sedari tadi pegang Shin Hye pun melayang sebelum akhirnya jatuh diatas aspal.
Shin Hye?
Dia sedang saling pandang dengan pria yang tadi mengejarnya sambil berpelukan mesra. Pandang-memandang bagaikan drama romantis.
Seperti tersadar, pria itu segera melepaskan Shin Hye dengan sedikit kasar. “Apa kau gila?”.
Shin Hye tidak merespon, ia masih terdiam mencerna apa yang baru saja terjadi padanya. Kalau saja pria ini tidak menariknya, maka ia akan mati untuk kedua kalinya. “Tidak, tidak. Aku tidak mau mati untuk kedua kalinya”. Gumamnya pelan.
“Apa?”.
Shin Hye tersadar, dengan cepat ia meraih tangan kanan pria itu, menggerak-gerakkannya dengan cepat. “Terimakasih karena sudah menyelamatkanku”. Ucapnya polos dengan cengiran lebar, melupakan insiden ramen tadi.
Pria itu melepaskan tangannya dari genggaman tangan Shin Hye. Menatap wanita itu dengan tatapan kesalnya. “Kau harus mengganti ramenku”.
“A-aku tidak punya uang”. Cicit Shin Hye, wajahnya menunduk dalam tidak berani menatap pria dihadapannya.
Jang Geun Suk, pria yang saat ini sedang berhadapan dengan wanita aneh—menurutnya—ini hanya bisa mendesah pelan. Mau marah, tapi tidak tega melihat tampang menyedihkan wanita ini. Mau minta ganti, tapi wanita ini bilang tidak mempunyai uang. Hah~ mimpi apa Geun Suk semalam sampai harus mengalami kejadian ini.
“Sudahlah, jangan mengulanginya lagi. Kau mau dilaporkan kepolisi?”.
Shin Hye langsung menggeleng. Tapi, apa ada orang dilaporkan ke polisi hanya karena satu cup ramen?
Setelah menatap wanita dihadapannya cukup lama, Geun Suk akhirnya memilih untuk pergi dari sana. Ia ingin segera sampai dirumah, membersihkan diri dan beristirahat. Kepalanya mendadak pusing karena kejadian ini.
Sebenarnya, sejak berjalan untuk pulang tadi, Geun Suk sudah merasa ada yang mengikutinya. Tapi beberapa kali ia menoleh kebelakan, tak ada siapapun disana. Hingga sesaat sebelum ia membuka pagar rumahnya, Geun Suk menyempatkan diri untuk kembali menoleh ke belakang. Tidak ada siapapun. Pria itu mengangkat bahu tidak peduli dan kembali berbalik…
“Aaarrggghhh!!!”.
Ah! Sejak kapan wanita itu ada dihadapannya. Ini memang masih siang tapi siapapun akan terkejut jika seorang perempuan berambut panjang dan bergaun putih tiba-tiba muncul dihadapanmu.
“Kau! Kenapa kau ada disini?”. Geun Suk bertanya dengan napas yang masih memburu, dia benar-benar terkejut, keringat dingin bahkan sudah membasahi keningnya.
“Apa ini rumahmu?”.
Lihatlah! Bukannya menjawab pertanyaan Geun Suk wanita itu malah bertanya balik, dengan tampang polos pula. Membuat Geun Suk semakin dongkol.
“Ah! Namaku Park Shin Hye, senang bertemu denganmu”. Ia mengatakan itu dengan senyum lebar bin polos dibibirnya.
“Sayangnya aku tidak senang bertemu denganmu. Sudah sana pulang”. Pria itu langsung membuka pagar rumahnya lalu menguncinya kembali setelah ia masuk kedalam.
“Tunggu!”.
Geun Suk berbalik. “Apa?”.
“Mmm.. Itu mmm… Bolehkah aku tinggal disini?”.
“Apa? Kau pasti sudah gila”. Ayolah, Geun Suk tidak mau menjadi bahan gunjingan karena membiarkan seorang gadis tinggal serumah dengannya.
“Ini hanya untuk sementara, aku mohon”.
“Sementara atau selamanya tetap saja tidak bisa. Lagipula kenapa harus aku, kau bisa pergi ke rumah temanmu, atau menyewa tempat tinggal”.
“Karena kau orang kedua yang berbicara dengan ku selain Ahjussi itu setelah aku kembali lagi ke sini. Lalu, aku tidak mempunyai teman satu pun, uang pun aku tak punya”.
Ahjussi?
“Kenapa kau tidak tinggal saja dengan Ahjussi itu?”.
“Masalahnya dia juga tidak mempunyai tempat tinggal. Mungkin”. Shin Hye bergumam mengatakan satu kata terakhir diucapannya.
Such a bad day, sebenarnya ada apa dengan hari ini. Kenapa ia harus dipertemukan dengan perempuan aneh ini. Kata-katanya tidak jelas, dia bilang dirinya adalah orang kedua yang berbicara dengannya setelah perempuan itu kembali kesini. Memangnya perempuan itu dari mana? Lagi pula, apa perempuan itu tidak mempunyai keluarga, teman, atau saudara? Tidak mungkin sekali.
“Aku akan tetap disini sampai kau mengizinkanku masuk”.
Geun Suk mendengus kasar. “Baiklah. Tapi, menjelang malam akan banyak anjing liar disekitar sini”. Itu hanya gertakan agar Shin Hye pergi. Lagipula, mana ada anjing liar disini.
***
“Kau gila?”.
“Maaf Tuan, warisan tersebut masih sepenuhnya milik Nona Shin Hye. Jika memang terbukti Nona Shin Hye sudah mati, barulah Anda berhak atas warisan tersebut”.
Park Tae Il menghempaskan selembar kertas wasiat yang baru saja ia baca. Ia mengendurkan dasi yang melingkar dilehernya demi melepaskan hawa mencekik yang tiba-tiba saja datang setelah mendengarkan penjelasan pengacara keluara Park.
Sia-sia saja ia membunuh kedua orang tua Shin Hye jika akhirnya akan begini. Tapi, ia yakin rumah itu terbakar semua, jadi ia yakin juga bahwa Shin Hye ikut mati terpanggang. Jasad keponakannya itu memang tidak ditemukan setelah api padam dan polisi melakukan evakuasi korban.
“Jika memang seperti itu, berarti dia masih hidup”.
***
Siang sudah berganti malam, sementara Shin Hye masih berjongkok didepan rumah Geun Suk sambil memainkan krikil-krikil kecil dijalan. Ia menghirup napas dan menghembuskannya dengan kasar, begitu seterusnya untuk mengusir kebosanan. Sesekali ia menengok ke rumah Geun Suk, memastikan apakah pria itu akan keluar lagi atau tidak.
“Apa kau tidak punya harga diri?”.
Shin Hye tersentak, lagi-lagi pria yang ia panggil Ahjjussi itu datang dengan mengagetkannya. Wanita itu berdiri dengan kesal. “Apa hobi-mu itu mengagetkan orang?”.
“Apa kau itu orang?”.
“Kalau begitu, apa aku hantu?”.
Ahjussi itu diam dengan tampang kesukaannya, datar. “Sudahlah, ayo pergi dari sini”.
“Tidak mau”.
“Kau tidak bisa menolak”.
“Aku tidak mau, harus berapa kali aku mengatakannya. Jika aku pergi denganmu lagi, yang ada aku bisa tiba-tiba berada ditempat aneh lagi”. Memang benar, Ahjussi itu selalu menempatkannya ditempat seperti sekolahan, kantor, gudang pabrik, bahkan club. Membuat Shin Hye pusing memikirkan cara keluar dari tempat-tempat itu.
Sementara itu didalam rumah, Geun Suk diam-diam mengintip Shin Hye dan pria itu langsung ternganga setelah melihat apa yang wanita itu lakukan didalam sana. “Dia berbicara sendiri? Benar-benar gila”. Gumamnya.
Pria itu memilih menyudahi acara mengintipnya, lalu kembali memfokuskan diri pada ramen yang baru saja ia buat. Tadi itu, ia sedang iseng saja ingin melihat wanita itu sudah pergi atau belum. Tapi nayatanya wanita itu malah berbicara sendiri didepan rumahnya, aneh.
Ah~ lidahnya bagai menari saat mengecap rasa ramen yang baru saja ia makan satu suap. Dari siang ia ingin sekali makan makanan ini, tapi gara-gara wanita itu ia gagal menikmati ramennya siang tadi.
“Menghilang saja sana, biasanya juga kau selalu menghilang. Pergi!!! Pergi!!!”.
Suara wanita itu bahkan kini sudah terdengar sampai didalam rumahnya. Geun Suk menggeram, ini akan menjadi masalah jika para tetangganya keluar dan melihat seorang perempuan sedang ngamuk didepan rumahnya.
Pria itu bangkit dan dengan langkah kesal keluar dari rumahnya. Diambang pintu ia melihat kedua tangan wanita itu terayun seperti mendorong seseorang.
“Geun Suk, siapa wanita itu?”.
Oh! Paman Kim, dia bahkan sudah keluar dari rumah. Ugh! Sial sekali harimu, Geun Suk.
“Dia temanku”. Geun Suk tersenyum canggung. Dengan cepat ia melangkah mendekati Shin Hye dan menarik wanita itu kedalam rumah. Membuat seorang pria berjas yang sedari tadi beradu argumen dengan Shin Hye mendengus tak suka dan menghilang setelahnya.
Didalam rumah…
“Aku tahu kau ini gila, tapi bisakah kau tidak membuat kebisingan didepan rumahku?”. Ujar Geun Suk setelah ia mengehempaskan tangan Shin Hye yang semula ia genggam dengan sedikit kasar.
“Aku tidak gila”. Mata Shin Hye melirik semangkuk ramen yang masih tersisa diatas meja bundar kecil didepan tv. Ia meneguk ludahnya sendiri beriringan dengan suara perutnya yang berdendang nyaring.
“Kalau kau tidak gila, kau tidak akan berbicara sendiri didepan rumah orang”.
“A-aku tidak berbicara sendiri, aku bersama Ahjussi tadi dan dia mengajakku pergi, tapi aku tidak mau”. Ujar Shin Hye tanpa menyadari apa yang telah ia ucapkan. Fokusnya hanya tertuju pada ramen.
“Kalau begitu, suruh Ahjussi itu untuk menjemputmu dan membawamu pulang”.
“Hah?”. Shin Hye tersadar, ia menatap Geun Suk dengan bingung.
“Suruh Ahjussi itu untuk menjemputmu disini”.
“A-aku… Tapi aku lapar, bolehkah… Ah tidak! Aku akan memakan ramenmu”. Tanpa mempedulikan reaksi Geun Suk, wanita itu segera duduk dihadapan meja bundar tersebut dan memakan ramennya dengan lahap.
Jangan tanyakan lagi bagaimana tampang Geun Suk, pria itu hanya mematung dengan mulut menganga. Dua kali ramennya dimakan secara paksa oleh wanita itu.
“Bagaimana mungkin ada perempuan seperti ini di dunia”.
***
TBC
Recent Comments