“Ck, kenapa mendadak sekali sih”. Entah itu gerutuan keberapa yang keluar dari mulut Shinhye selagi ia memakai pakaian serba hitam-nya, memakai masker dan juga topi berwarna senada dengan pakaiannya. “Dia itu benar-benar, selalu saja seenaknya sendiri”.

Geunsuk, kekasihnya itu tiba-tiba saja menghubunginya dan mengatakan ingin mengajaknya pergi, padahalkan hari ini Shinhye free setelah menghadiri pernikahan temannya. Shinhye ingin bermalas-malasan dirumah. Kekasihnya itu beralasan karena mulai besok ia akan disibukkan dengan serangkaian pembuatan film barunya. Jadi selagi sekarang masih bisa bertemu, Geunsuk pun mengajak-sedikit memaksa-Shinhye untuk pergi. 

“Sekali lagi kau menggerutu, aku akan menciummu sampai kau pingsan”.

“Dan Appa akan langsung menghapusmu dari daftar calon menantu”.

Geunsuk terkekeh, ia bersandar diambang pintu kamar kekasihnya. Memperhatikan gadisnya sedang memasukkan barang-barang keperluannya ke dalam tas selempangnya. 

“Kau jadi terlihat seperti ninja, serba hitam”. Ucap Geunsuk asal setelah ia memperhatikan penampilan Shinhye.

“Memangnya karena siapa aku seperti ini”. Shinhye menutup tasnya setelah barang-barang yang diperlukannya sudah masuk semua. Berjalan menghampiri Geunsuk dan menggandeng tangan pria itu. “Kau tidak memakai masker dan topi”.

“Aku pakai, topi dan maskerku ada di mobil”.

Mereka pergi setelah berpamitan pada orang tua Shinhye.

“Kau mau mengajakku kemana?”.

“Entahlah”.

Shinhye memukul tangan atas Geunsuk yang sedang menyetir, membuat pria itu meringis sakit.

“Kebiasaan, selalu seperti ini jika mengajakku pergi. Tidak tahu mau mengajakku kemana”.

“Maaf, aku mengajakmu keluar karena besok-besok aku akan sangat sibuk sayang”.
Shinhye hanya mendesah pelan. Ya mau bagimana lagi, ini sudah menjadi resiko mereka memilih menyembuyikan hubungan yang mereka jalin sekarang. Mau leluasa jalan-jalan seperti pasangan lain pun susah, harus memakai pakaian ninjaseperti ini dulu. Intensitas bertemu pun sangat kurang.
Shinhye hanya menurut saja saat Geunsuk mengajaknya pergi, karena meskipun mulutnya sempat menggerutu tak jelas, sebenarnya ia juga merindukan Geunsuk. 

Lamunan Shinhye pecah saat Geunsuk menggenggam tangannya. “Kau marah?”.

“Tidak, kenapa aku marah. Tapi, saat aku menolak untuk pergi denganmu kau pasti akan mengajak perempuan lain kan?”.

“Kapan aku seperti itu?”.

“Saat ke jeju kemarin, kau mengajakku tapi karena aku ada pekerjaan jadi aku menolaknya. Lalu kau pergi kesana bersama perempuan lain, aku melihat fotonya”.

Geunsuk tergelak, Shinhye berbicara begitu cepat dengan nada marahnya seperti ibu-ibu.

“Jangan tertawa!!!”.

“Kemarin itu aku tidak pergi hanya berdua saja dengan perempuan yang kau maksud. Ingan ya, tidak. Aku pergi bersama teman-temank yang lain. Sebenarnya kemarin itu memang sudah direncanakan, aku pun sudah mengatakan akan mengajakmu ikut dengan kami, tapi ternyata kau sibuk jadi ya sudah”. 

Geunsuk menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, kemudian ia berbalik menghadap Shinhye. “Lain kali, jangan mudah percaya dengan apa yang kau lihat sebelum mendengar penjelasan dari orang yang bersangkutan, apalagi yang kau lihat itu berasal dari sosial media yang sering ditambahkan dengan caption yang berlebihan, mengerti?”.

Shinhye mengangguk seraya tersenyum. “Tapi perempuan itu bukan siapa-siapa mu kan?”.

“Bukan, kaulah siapa-siapaku”.
END

2 thoughts on “

  1. Aigooo… jadi ini hanya sebuah klarifikasi untuk kita para shipper? Hahahaha… sip-sip lah. Seperti yang dikatakan pada Shinhye, kita juga gak boleh sembarangan terbawa isu palsu. Tanpa ada kejelasan dari yang bersangkutan, harusnya mah kita biasa aja. Hahahaha. Sip-sip, abang suk. Tahu dah, abang setia ama satu bini. Hihihi… Cinye pan galak kalau lu macem2. Tenaganya kuat, macem namja. Kata A Hong tea mah. πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

    Like

Leave a comment